MAKALAH
Pengenalan Bahan Pembenah Tanah Dan
Konsep Penggunaan Bahan Pembenah Tanah
Bahan
pembenah tanah dikenal juga sebagai soil conditioner. Di kalangan ahli tanah
diartikan sebagai bahan-bahan sintetis atau alami, organik atau mineral,
berbentuk padat maupun cair yang mampu memperbaiki struktur tanah, dapat
merubah kapasitas tanah menahan dan melalukan air, serta dapat memperbaiki
kemampuan tanah dalam memegang hara, sehingga air dan hara tidak mudah hilang,
namun tanaman masih mampu memanfaatkan air dan hara tersebut. Pada awalnya
konsep utama dari penggunaan pembenah tanah adalah: (1) pemantapan agregat
tanah untuk mencegah erosi dan pencemaran, (2) merubah sifat hidrophobik dan
hidrofilik, sehingga dapat merubah kapasitas tanah menahan air, dan (3)
meningkatkan kemampuan tanah dalam memegang hara dengan cara meningkatkan
kapasitas tukar kation (KTK) (Arsyad 2000).
Bila
bahan pembenah tanah akan dijadikan suatu kebijakan dalam usaha peningkatan
produktivitas lahan pertanian di Indonesia, maka pemilihan bahan pembenah tetap
diprioritaskan pada bahan-bahan yang murah, bersifat insitu, dan terbarukan,
bahan organiksebenarnya dapat memenuhi persyaratan tersebut. Secara
garis besar, bahan pembenah tanah dibedakan menjadi 2 yaitu : alami dan
sintetis (buatan pabrik), dan berdasarkan senyawa pembentukannya juga dapat
dibedakan dalam 2 kategori yakni pembenah organik (termasuk hayati) dan
pembenah tanah an organik.
Konsep
penggunaan bahn pembenah tanah adalah : (1) Pemantapan agregat tanah untuk
mencegah erosi dan pemcemaran, (2) merubah sifat hidrophobic dan hidrofilik,
sehingga merubah kapasitas tanah menahan air (water holding capacity), (3)
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah. Beberapa bahan pembenah, juga
mapu menyuplai unsur hara tertentu, meskipun jumlahnya relatif kecil dan
seringkali tidak semua unsur hara yang terkandung dalam bahan pembenah tanah
dapat segera diguanakan untuk tanaman.
Prospek
dan Kendala Lahan yang mengalami degradasi (penurunan kualitas) semakin
meningkat dari tahun ke tahun, baik dari segi luasan maupun tingkat
degradasinya. Hasil Penelitian Puslitbangtanak (1997) menunjukkan di 11
propinsi di Indonesia terdapat 10,94 juta ha lahan kritis. Berdasarkan data di
11 propinsi tersebut, diperkirakan luas lahan kritis di seluruh wilayah
Indonesia akan lebih besar lagi. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk
mempercepat laju pemulihan lahan-lahan tersebut. Jika bahan pembenah tanah akan
dijadikan salah satu alternatif pemulihan lahan-lahan terdegradasi, bahan
pembenah tanah mana yang akan dipilih?
Penelitian
pemanfaatan bahan pembenah tanah untuk meningkatkan kualitas tanah di Indonesia
sudah dirintis oleh Lembaga Penelitian Tanah (saat ini namanya berubah jadi
Balai Penelitian Tanah) sejak tahun 1970, diantaranya dengan memanfaatkan
emulsi bitumen, polyacrylamine (PAM), dan lateks untuk perbaikan sifat fisik
tanah. Meskipun menunjukkan hasil yang positif, namun penggunaan bahan-bahan
tersebut tidak bisa dikembangkan pada level petani karena bahan tersebut sulit
didapat dan relatif mahal.
Selanjutnya
bahan mineral alami seperti zeloit juga telah banyak dibuktikan manfaatnya
dalam memperbaiki sifat-sifat tanah jika mempunyai KTK yang relatif tinggi.
Sumber zeolit di Indonesia relatif banyak, berdasarkan hasil penyelidikan
Direktorat Sumberdaya Mineral, jumlah cadangan sumberdaya zeolit di Indonesia
tidak kurang dari 205.825.080 ton. Permasalahan yang dihadapi saat ini dalam
pemanfaatan zeolit sebagai bahan pembenah tanah adalah kualitas zeolit yang
beredar dipasaran kualitasnya sangat beragam, dan sulit bagi pengguna untuk
membedakan mana zeolit yang mempunyai KTK tinggi dan mana yang tidak. Masalah
harga juga seringkali menjadi hambatan untuk memanfaatkan bahan ini pada level
petani.
Sesungguhnya
bahan organik tanah baik dalam bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, sisa
tanaman, dan lain sebagainya, merupakan bahan pembenah tanah yang sudah banyak
dibuktikan efektivitasnya baik dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, maupun
biologi tanah. Limbah pertanian seperti blontong, skim lateks, dan lain-lain
juga dapat dimanfaatkan sebagai pembenah tanah. Beberapa hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa penggunaan bahan pembenah tanah mineral seperti zeolit
berpengaruh lebih baik terhadap sifat-sifat tanah jika disertai dengan
pepemberian bahan organik.
Oleh
karena itu, bila bahan pembenah tanah akan dijadikan suatu kebijakan dalam
usaha peningkatan produktivitas lahan pertanian di Indonesia, maka pemilihan
bahan pembenah tanah tetap diprioritaskan pada bahan-bahan yang murah, bersifat
insitu, dan terbarukan, bahan organik sebenarnya dapat memenuhi persyaratan
tersebut.
Pengadaan
bahan organik baik yang bersifat insitu maupun dengan memanfaatkan
sumber-sumber yang ada seperti sampah kota harus digalakkan. Pemanfaatan limbah
pertanian dan lain sebagainya juga dapat dilakukan, namun perhatian kemungkinan
adanya kandungan unsur-unsur pencmar dan berbahaya seperti logam berat.
Penggunaan
bahan pembenah mineral harus
diperhatikan dampak negatifnya terhadap lingkungan perhatikan pula faktor
ketersediaan, dan jaminan mutu, serta harga. Pemanfaatan bahan pembenah tanah
yang bersifat sintetis, sebaiknya dihindari karena selain dikhawatirkan akan
berdampak negatif terhadap lingkungan, harganya juga seringkali terlalu
mahal.
PENGARUH
BAHAN PEMBENAH TANAH TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH
·
Pupuk
Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk tertua yang dikenal
manusia, berasal dariekskreta padat atau kotoran hewan, urine dan sisa-sisa
tanaman (pakan ternak) yang membusuk dengan bantuan organisme mikro tanah .
Jumlah kotoran yang dihasilkan tiap jenis ternak sangat bervariasi, misalnya
tiap ekor sapi dapat menghasilkan kotoran (Indonesia) rata-rata 25 kg/hariTiap
jenis ternak menghasilkan pupuk kandang dengan sifat yang berbeda-beda .
Kotoran ayam mengandung unsur hara lebih besar daripada pupuk kandang lainnya
(Tabel 1) . Kotoran kuda dan kambing mengalami fermentasi dan menjadi lebih
cepat panas dan lebih cepat melapuk dari pada kotoran sapi dan babi .
(Hardjowigeno, 1992) .
Tabel
1 . Persentase kandungan unsur hara pada masing-masing jenis kotoran ternak
Ternak
|
N
|
P2O5
|
K2O
|
Unggas ( Ayam )
|
1,70
|
1,90
|
1,50
|
Sapi
|
0,29
|
0,17
|
0,35
|
Kuda
|
0,44
|
0,17
|
0,35
|
Babi
|
0,60
|
0,41
|
0,13
|
Domba
|
0,55
|
0,31
|
0,15
|
Sumber
: Hardjowigeno, 1992
Perbaikan
terhadap sifat kimia tanah Pemberian pupuk kandang akan meningkatkan bahan
organik tanah sehingga akan berpengaruh positif terhadap sifat kimia tanah .
Tanah-tanah yang mendapat tambahan bahan organik akan lebih baik dibandingkan
dengan yang tidak mendapatkan tambahan . Perbaikan tersebut baik secara langsung
maupun sebagai pengaruhsampingan, yaitu antara lain :
1.
Kandungan bahan
organik tanah
Penambahan pupuk kandang akan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah. Hal ini diperlukan sebagai pengganti bahan organik yang
hilang atau terserap oleh tanaman atau penambahan pada tanah-tanah yang
kandungan bahan organiknya rendah . Hal ini dikemuka-kan oleh Setyamidjaja
(1986) dan Soepardi (1983), bahwa penambahan bahan organik ke dalam tanah akan
menambah ketersediaan unsur hara dan kandungan
2.
Bahan organik tanah
Kadar bahan organik pada tanah yang ditanami terus
menerus akan menurun sebesar 35 % dibandingkan kondisi tanah awal (sebelum
ditanami), sehingga bahan organik harus diberikan secara teratur
3.
Unsur hara
Bahan organik berfungsi sebagai gudang penyimpan
unsur hara : (1) sebagai sumber unsur hara (penyumbang unsur hara), dan (2)
penyangga ketersediaan unsur hara .
4.
Sumber unsur hara
Bahan organik adalah salah satu sumber unsur hara
tanaman yang penting (Wiralaga, 1988). Sedangkan Foth, (1984), menyatakan bahan
organik berupa pupuk kandang terdiri dari dua bagian yaitu bagian padat dan
cair . Pada bagian padat ini terkandung unsur hara N yang terdiri dari 2 bagian
yaitu bagian yang merupakan residu protein yang tahan terhadap perombakan dalam
proses pencernaan, dan protein yang disintesa dalam sel-sel bakteri . Bentuk
yang terakhir ini cepat tersedia bagi tanaman bila ditambahkan ke dalam tanah .
Selain nitrogen pupuk kandang juga mengandung P, K,dan lignin . Penambahan
bahan organik berpengaruh langsung karena bahan organik merupakan sumber P dan
S tersedia dalam
tanah
.
5.
Penyangga
ketersediaan unsur hara
Bahan organik berbentuk humus dapat menahan hara
tanaman menjadi bentuk tidak larut dan tidak mudah tercuci air hujan . Makin
tinggi kadar bahan organik makin banyak hara tanaman dapat di tahan sehingga
pemupukan (an-organik) yang dilakukan dapat lebih efisien . Asam-asam organik
yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik dapat melarutkan Fe dan
Al sehingga P berada dalam keadaan bebas . Asam-asam organik sebagai hasil
dekomposisi bahan organik sangat efektif dalam membebaskan P yang terfiksasi
oleh Al dan Fe dalam larutan tanah sehingga P lebih tersedia bagi tanaman .
Bradley dan Sieling (1983) menyatakan bahwa asam organik mampu mengurangi
aktivitas ion Al dalam tanah, dengan bereaksi membentuk senyawakompleks yang
tidak larut, sehingga dapat mengurangi kelarutan Al dalam tanahsekaligus
mengurangi pengikatan P oleh Al. Senyawa organik yang terdiri dari protein,
asam animo dan asamasam organik lainnya dapat bereaksi dengan Fe dan Mn
membentuk senyawa yang mantap (khelat) . Dijelaskan juga khelat ini dapat larut
sehingga kadar Fe dan Mn dalam tanah meningkat dan dapat diambil tanaman serta
tidak bersifat meracuni tanaman .
6.
Kapasitas tukar
kation (KTK) tanah
Pertukaran kation di dalam tanah merupakan peristiwa
yang sangat penting .Besarnya nilai KTK tanah beragam untuk setiap jenis tanah
tergantung antara lain tekstur, pH, dan koloid tanah (liat atau humus) . Bahan
organik akan menyumbangkan sekitar 30 - 70% dari total KTK tanah . Penurunan
KTK tanah sejalan dengan penurunan bahan organik .
·
Biochar
Biochar merupakan formula
bahan pembenah tanah alami berbahan baku arang/biochar yang berasal dari residu
atau limbah pertanian yang sulit didekomposisi, seperti kayu-kayuan, tempurung
kelapa sawit, sekam padi, kulit buah kakao, dan lain-lain melalui pembakaran.
Pembakaran dilakukan dengan menggunakan pirolisator untuk mendapatkan arang
(biochar) melalui pembakaran tidak sempurna (pirolisis) dengan suhu sekitar 250-300
0C, selama 3,5 jam, sehingga diperoleh arang yang mengandung karbon aktif untuk
diaplikasikan ke dalam tanah. Pemilihan
bahan baku pembenah tanah dari bahan yang sulit didekomposisi dimaksudkan agar
dapat bertahan lama di dalam tanah.
Beberapa hasil penelitian yang telah banyak
dilakukan menunjukkan bahwa biochar yang diaplikasikan ke dalam tanah
secara nyata berpotensi dalam meningkatkan beberapa sifat kimia tanah seperti
pH tanah, KTK, dan beberapa senyawa seperti C-organik, N-total, serta dapat mereduksi
aktivitas senyawa Fe dan Al yang berdampak terhadap peningkatan P-tersedia.
Perbaikan sifat kimia yang diakibatkan oleh penambahan biochar secara
tidak langsung berdampak positif pula terhadap pertumbuhan tanaman yang tumbuh
di atasnya. Aplikasi biochar yang berasal dari bonggol jagung dengan
dosis 10 ton ha-1 secara signifikan meningkatkan pH, electrical conductivity
(EC), C-organik, P-tersedia, N-total, dan KTK tanah yang tercemar maupun
yang tidak tercemar Kromium (Cr). Peningkatan ini terjadi disebabkan biochar
yang berasal dari bonggol jagung ini diketahui mengandung senyawa-senyawa
yang dibutuhkan tanaman, memiliki luas permukaan yang tinggi, porositas yang
tinggi, serta kandungan abu dalam biochar yang secara tidak langsung
dapat melarutkan senyawa-senyawa yang terjerap seperti Ca, K, dan N yang
dibutuhkan oleh tanaman. Novak dkk. (2009) juga melaporkan bahwa setelah 67
hari biochar pada tanah berpasir menyebabkan pH, C-organik, Ca, K, Mn,
dan P meningkat. Namun, penambahan biochar tidak meningkatkan KTK tanah
(Gani,2009).
·
Zeolit
Batuan Zeolit Sebagai Salah Satu Alternatif Bahan Pembenah TanahmKesuburan dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu:
kesuburan fisika, kimia dan biologi. Untuk
mengatasi menurunnya kesuburan tanah ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Termasuk dengan cara memberikan bahan pembenah tanah. Bahan pembenah tanah ini
antara lain adalah batuan alami zeolit. Batuan
zeolit adalah mineral alami berbahan dasar kelompok alumunium silikat yang
terhidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama Na dan Ca). Batuan ini
berwama abu-abu sampai kebiru-biruan. Para ahli mineralogi menyatakan zeolit
mengandung lebih dari 30 mineral alami. Diantaranya: Natrolit, Thomsonit,
Analit, Hendalit, Clinoptilotit dan Mordernit. Manfaat zeolit yaitu
:
- Menjaga keseimbangan pH
tanah.
- Mampu mengikat logam berat yang
bersifat meracun tanaman misalnya Pb dan Cd.
- Mengikat kation dari unsur
dalam pupuk misalnya NH4+ dari urea K+ dari KC1, sehingga penyerapan pupuk
menjadi effisien (tidak boros).
- Meningkatkan KPK tanah (sifat
kimia).
Secara kimia kandungan zeolit yang utama adalah: Si02
= 62,75%; A1203 =12,71 %; K20 = 1,28 %; CaO = 3,39 %; Na2O = 1,29 %; MnO = 5,58
%; Fe203 = 2,01 %; MgO = 0,85 %; Clinoptilotit = 30 %; Mordernit = 49 %.
Sedangkan nilai KPK antara 80 – 120 me/100 gr, nilai yang tergolong tinggi
untuk penilaian tingkat kesuburan tanah. Nilai KPK ini akan menentukan
kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan pupuk yang diberikan sebelum diserap
tanaman.
Pengaruh Pemberian Bahan pembenah Tanah Terhadap Sifat Biologi Tanah
Pemberian Bahan Pembenaha tanah pupuk Kandang dapat meningkatkan kandungan
amonium dalam tanah sehingga didapatkan populasi Azospirillum yang tinggi
dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK dan tanpa perlakuan. Hal ini
membuktikan bahwa pemberian pupuk kandang dapat meningkatkan populasi bakteri
dalam tanah. Diharapkan dapat meningkatkan kesuburan tanah dalam waktu yang
cukup panjang. Dengan kesuburan tanah, ketersediaan hara cukup untuk tanaman
yang tumbuh di atasnya, sehingga dapat meningkatkan hasil panen.
Pemanfaatan bahan pembenah tanah untuk tanah yang di budidayakan
Beberapa hasil penelitian telah
menunjukkan efektivitas pembenah tanah berbahan dasar bahan organik dan biochar
yang telah diperkaya zeolit dan senyawa humat dalam meningkatkan produktivitas
dan perbaikan kualitas lahan kering masam yang didominasi fraksi liat dan
bereaksi masam, dan telah terdegradasi berat. Dosis yang digunakan relatif
rendah yaitu 2,5 t ha
(Dariah et al. 2007, 2010). Degradasi lahan
juga banyak terjadi pada lahan kering dengan sifatnya lebih bervariasi,
misalnya pada tanah yang didominasi fraksi pasir dan bereaksi netral atau
alkalin. Jika akan diaplikasikan pada tanah dengan karakteristik yang berbeda,
kemungkinan perlu terlebih dahulu dilakukan pengujian, mengingat rata-rata pH
pembenah tanah yang diuji rata-rata sekitar 8. Pemberian bahan yang berpotensi
meningkatkan pH tanah pada tanah dengan reaksi netral/alkalin dikhawatirkan
berdampak buruk.
Beberapa hasil penelitian menunjukan
peranan biochar sebagai pembenah tanah. Glaser et al. (2002) menunjukan penambahan
charcoal (biochar) pada tanah-tanah pertanian berfungsi untuk meningkatkan: (1)
ketersedian hara, (2) retensi hara, dan (3) retensi air. Menurut Ogawa (1994),
charcoal mampu menciptakan habitat yang baik untuk mikroorganisma simbiotik
seperti mikoriza karena kemampuannya dalam menahan air dan udara serta
menciptakan lingkungan yang bersifat netral khususnya pada tanah-tanah masam.
Hasil penelitian pada Ultisol Lampung Timur menunjukkan bahwa penggunaan
biochar limbah pertanian sekam padi dengan dosis 2,5-7,5 t ha-1 mampu
memperbaiki kualitas tanah. Kemasaman tanah, KTK, dan pori air tersedia
meningkat setelah aplikasi biochar selama satu musim tanaman. Selain itu,
pemberian biochar juga mampu meningkatkan produksi tanaman jagung (Tabel 4).
Efektivitas biochar sangat tergantung pada sifat kimia dan fisik biochar, yang
ditentukan oleh jenis bahan baku (kayu lunak, kayu keras, sekam padi dan
lain-lain) dan metode karbonisasi (tipe alat pembakaran, temperatur), serta
bentuk biochar (padat, serbuk, karbon aktif) (Ogawa 2006).
aku minta ijin untuk share yah kak
BalasHapuscold milling adalah