Minggu, 26 November 2017

Hama Dan Penyakit Penting Tanaman Padi

HAMA DAN PENYAKIT UTAMA TANAMAN PADI (Oryza sativa)
Hama dan penyakit tanaman padi baik itu padi sawah ataupun padi darat yang biasanya disebut dengan padi gogo adalah tanaman yang rentan dengan serangan hama maupun serangan penyakit. Ada banyak hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi baik padi sawah ataupun padi gogo, namun diantara semua penyakit ada 5 jenis hama dan penyakit yang meresahkan para pertani dan harus segera ditangani jika tidak segera di tangani dapat menyebabkan gagal panen dan merugikan petani. Untuk itu pada pembahasan kali ini saya akan membahsan tentang 5 hama dan penyakit pada tanaman padi beserta cara pengendaliannya.
1.      TIKUS (Rattus argentiventer)
Tikus merupakan hama utama yang paling sering menyerang tanaman padi milik petani, tikus menyerang tanaman padi disemua fase baik pada fase pertumbuhan vegetatif maupun pertumbuhan  generatif bahkan tikus bisa  menyerang sampai digundang penyimpanan. Serangan terparah dari serangan tikus adalah pada fase pertumbugan generatif karena pada fase tersebut tanaman tidak mampu lagi membentuk anakan baru.
Hama tikus umumnya menyerang tanaman padi pada saat malam hari, pada saat siang hari tikus akan besembunyi di lubang lubang tanggul sawah sampai pada pematang sawah. Hama tikus menyerang dengan cara berkelompok dengan jumlah yang sangat banyak. Padi yang ditanam baik di lahan sawah ataupun pada lahan darat yang dekat dengan perkebunan kelapa sawit akan menyebabkan tingkat gagal panen yang semakin tinggi ini dikarnakan hama tikus menyukai lokasi  perkebunan kelapa sawit untuk bersembunyi dan memakan buah kelapa sawit saat panen padi usai dan kembali  kesawah atau padi darat pada saat fase pertumbuhan generatif tanaman padi.
Pengendalian hama tikus pada tanaman padi.
Berikut adalah cara pencegahan yang dapat anda lakukan untuk mencegah hama tikus pada tanamana padi :
ü  Melakukan pembersihan lahan atau sanitasi lingkungan, pembersihan rumput rumput atau semak-semak yang suka digunakan tikus untuk bersarang.
ü  Dengan melakukan pemburuan atau dengan cara membunuh tikus secara langsung ( secara fisik ), dengan melakukan pembongkaran lubang-lubang sarang tikus, kemudian dibutu dan dibunuh (gropyokan) secara misal dan memasukkan air ke dalam sarangnya atau lubang lubang sarang tikus.
ü  Penanam secara serempak meliputi areal yang laus, misalnya seluas 0-100 hektar. Cara ini dilakukan untuk melakukan tersedianya makanan bagi tikus.
ü  Memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan, seperti penggenangan sarang tikus, pemerangkapan, bunyi-bunyian, penjaringan dan cara-cara lainnya.
ü  Biologi/hayati dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya seperti ular sanca, ularwelang, burung hantu dan lainnya.
ü  Memasang tirai persemaian pada saat padi disemai, di mana cara ini dilakukan untuk melindungi persemaian padi dari hama tikus. Bahan yang digunakan dari lembaran plastik atau lembaran kaleng bekas, tirai di pasang di sekitar persemaian dengan tingga sekitar 60 cm.
ü  Dengan pemberian Rodentisida, yang merupakan cara kedelapan ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan.
ü  Dengan memberikan Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.
ü  Dengan melakukan pencegahan LTBS atau Linier Trap Barrier System atau berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah.. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam
2.      KEONG MAS (Pomacea canaliculata Lamarck)
Keong mas merupakan hama kedua yang cukup meresahkan petani dalam budidaya tanaman padi. Hama keong mas menyerang tanaman padi baik pagi hari maupun sore hari pada fase pertumbuhan awal  (vegetatif). Serangan dilakukan dengan cara memakan tanaman padi muda yang dapat menyebabkan tanaman padi pertumbuhannya terhambat dan rusak.
Cara pengandilan hama keong mas pada tanaman padi.
ü  Memungut keong mas dengan cara manual dan memusanahkannya.
ü  Memberi tongkat di titik-titik yang optimal agar koeng mas tertarik untuk meletakkan telurnya, jika tertarik tongkat diambil dan musnahkan telur keong mas.
ü  Menempatkan bebe dilahan jika lahan sawah pada saat persiapan lahan dan pada saat tanaman umur 30-35 hari setelah tanam (HST).
ü  Membuat parit-parit di bebarapa titik untuk memudahkan kita dalam pengendalian secara manual dan titik fokus berkumpulnya keong mas.
ü  Selain itu pengendalian hama keong mas bisa dengan cara memberikan kapur dan membrikan makan keong mas dengan tanaman daun pepaya.
3.      PENGGEREK BATANG (Scirpophaga innotata)
Penggerek batang merupakan hama yang hidup dan mnyerang tanaman padi di dalam batang tanaman padi. Penggerek batang merupakan larva dari ngengat yang biasanya berwarna kuning atau coklat. Umumnya ngengat menempatkan telurnya disetiap batang padi kemudian telurnya menetas menjadi larva, larva inilah yang nantinya hidup dan menyerang tanaman padi yang dapat menyebabkan tanaman padi menguning, rusak kemudian tanaman padi akan mati.
Cara pengendalian penggerek batang pada tanaman padi:
ü  Menggunakan varietas unggul sepeti pb36,ir77 dan ir66.
ü  Pengaturan pola tanam.
ü  Pemanfaatan musuh alami seperti parasetoid, predator dan patogen.
ü  Menggunakan insectisida berbahan aktif seperti karbofuran, bensultap maupun amitras dll. Namun pengendalian ini sebaiknya dilakukan jika serangan sudah diambang ekonomi.
4.      TUNGRO
Tungro adalah penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh virus. Virus ini biasanya menyerang tanaman padi pada saat fase pertumbuhan vegetatif. Gejala dari serangan penyakit tungro pada tanaman padi adalah pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan padi berkurang,  pelepah dan daun memendek selain itu tanaman yang terkena infeksi akan berwarna kuning sampai kemerahan. Pada saat daun muda akan tampak berlurik atau strip memanjang sejajar dengan tulang daun, berwarna hijau pucat sampai putih. Selain itu penyakit ini juga dbantu dengan wereng  hijau yaiut nephotettix malayanus dan n. Virescens.
ü  Cara pengendalian penyakit tungro pada tanaman padi :
ü  Menggunakan varietas padi yang tahan seperti tukad unda, bondoyuda dan kalimas.
ü  Mencabut tanaman yang terinfeksi jika serangan belum parah.
ü  Pengaturan pola tanam yaitu dengan melakukan tanam secara serempak.
ü  Menaman padi pada saat populasi dari tungro dan wereng rendah.
ü  Menggunakan insektisida.
5.      HAWAR BAKTERI
Hawar bakteri merupakan penyakit yang menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman padi. Gejala serangan penyakit ini pada saat tanaman muda disebut dengan penyakit “kresek’ sedangkan pada saat tanaman berumur tua disebut dengan “hawar daun”. Gejala serangan bila serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman menjadi layu dan mati, gejala ini disebut kresek. Gejala kresek sangat mirip dengan gejala sundep yang timbul akibat serangan penggerek batang pada fase tenaman vegetatif. Pada tanaman dewasa penyakit hawar daun bakteri menimbulkan gejala hawa (blight). Baik gejala kresek maupun hawar, gejala dimulai dari tepi daun, berwarna keabu-abuan dan lama-lama daun menjadi kering (Gambar 1). Bila serangan terjadi saat berbunga, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, menyebabkan gabah tidak terisi penuh atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.
Cara pengendalian penyakit hawar daun atau kresek yaitu :
ü  Menggunakan varietas tahan.
ü  Mengurangi penggunaan pupuk nitrogen secara berlabihan.
ü  Pengairan dangkal pada saat persemaian.
ü  Membuat drainase yang baik ketika genangan tinggi.
ü  Menjaga kebersihan lahan.


Artikel ini diambil dari beberapa sumber yaitu:



3 komentar: